ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II

ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II

ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II

ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II

ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II
ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II
ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

ADIRA FINANCE PERKIRAKAN TEKANAN COVID-19 TERJADI DI KUARTAL II

IQPlus, (20/05) - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance mengakui sejauh ini dampak pandemi covid-19 belum signifikan memengaruhi kinerja bisnis, lantaran pemberlakukan PSBB baru dilakukan pada awal April 2020. Adapun pengaruhnya nanti akan terlihat pada kuartal II dan kuartal-kuartal berikutnya, tergantung dari bagaimana penyebaran covid-19.

"Dampak covid-19 tidak terlalu terasa di tiga bulan pertama 2020. Karena berlakunya PSBB itu baru terjadi di akhir Maret. Dampak pembiayaan Adira Finance terhadap covid-19 akan terasa di kuartal kedua yakni mulai April," kata Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan Bonggowarsito, seperti dikutip Rabu, 20 Mei 2020.

Menurut Niko efek pandemi covid-19 akan sangat berdampak terhadap kinerja perusahaan pembiayaan. Pasalnya, covid-19 membuat pemerintah memberlakukan PSBB yang akhirnya memicu dealer menutup aktivitas bisnisnya atau tidak bisa berjualan secara normal seperti waktu-waktu sebelumnya.

"Situasi ini membuat konsumen atau calon konsumen tidak bisa kerja karena tokok ditutup dan karyawan di PHK. Membuat permintaan pembiayaan turun signifikan sehingga dampak covid-19 akan terasa sekali di April kemarin sampai seterusnya. Di April saja pembiayaan kami turun hampir 80 persen dibandingkan dengan Maret karena demand turun," ucapnya.

Pada situasi dan kondisi seperti sekarang ini, Niko mengaku, Adira Finance lebih mengutamakan program restrukturisasi yang dimintakan oleh pemerintah. Dalam konteks ini, Niko menegaskan, pihaknya ikut membantu konsumen di tengah ketidakpastian akibat pademi covid-19 di Tanah Air.

"Kita berhati-hati melihatnya dan lebih mengutamakan program restrukturisasi yang diberikan pemerintah. Karena kita mengerti dengan PSBB dan social distancing bahwa ekonomi pasti melambat signifikan dan konsumen perlu dibantu dengan restrukturisasi," pungkasnya. (end/ba)