ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI

ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI

ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI

ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI

ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI
ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI
ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

ANTAM GENJOT PENJUALAN EMAS 18 TON TAHUN INI

IQPlus, (27/8) - Manajemen PT Aneka Tambang Tbk (Persero) (ANTM) melihat masyarakat Indonesia mulai menggemari investasi di jenis emas. Pasalnya, logam mulia (emas) saat ini dinilai sebagai instrumen investasi yang menguntungkan di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat Pandemi Covid-19.

"Ada hikmahnya di balik Pandemi, tampaknya masyarakat sudah mulai teredukasi tentang emas. Emas diyakini sebagai alternatif investasi yang memiliki peluang lebih menguntungkan dengan minimnya risiko."kata Direktur Niaga Antam Aprilandi Hidayat Setia, dalam acara Public Expose Live 2020, yang di fasilitasi oleh Bursa EFek Indonesia (BEI), Kamis (27/8/2020).

Melihat permintaan yang cukup besar di domestik, Antam berani menargetkan penjualan emas sebesar 18 ton hingga akhir tahun 2020. "Kami targetkan produksi sekitar 2 ton per tahun, namun penjuala kita harapkan akan mencapai 18 ton tahun ini,"tegasnya.

Aprilandi mengaku, komoditas (emas) perseroan ini penyumbang terbesar pada total penjualan Perseroan di semester I 2020. Kontribusi emas sekitar 69% terhadap total penjualan Antam yang sebesar Rp6,41 triliun pada periode tersebut. Hingga semester I 2020, segmen operasi Logam Mulia dan Permurnian mencatatkan laba usaha sebesar Rp495,16 miliar dengan tingkat penjualan emas mencapai 7,9 ton emas.

"Hingga akhir tahun ini, saya kira kontribsi emas ke penjualan akan tidak jauh berbeda,"ungkapnya.

Lebih lanjut Aprilandi mengatakan, bahwa selain emas, Antam memiliki komoditas lainnya seperti feronikel, biji nikel, dan bauksit. Ditengah tantangan khususnya Pandemi Caovid-19, Perusahaan sangat berhati - hati dalam menargetkan produksi. Menurut Apriliandi, untuk produksi feronikel tahun ini akan sebanyak 27 ribu TNi. Sementara untuk biji nikel, Perseroan menargetkan 1 juta ton untuk penjualan lokal dan penjualan biji bauksit hingga akhir tahun ditargetkan bisa mencapai 1,2 juta ton untuk pasar ekspor.

"Masing - masing komoditas Antam memiliki strategi yang berbeda beda. Untuk feronikel, kemarin itu sempet terganggu khususnya di India dan sekarang kami melihat sudah mulai stabil. Karena kondisinya demikian, makakami berencana mengalihkan ke China, karena di negara tersebut sudah mulai bullish,"tukasnya.

"Kalau biji nikel itu kami bisa jual domestik, sedangkan bauksit jual secara ekspor, dan emas fokus ke domestik,"imbuhnya.

Kemudian terkait belanja moda (capex), Aprilandi menjelaskan, perusahaan memang merevisi anggaran capex tahun ini dari yang sebelumnya sekitar Rp3,3 triliun menjadi Rp1,5 triliun. Sementara realisasi capex hingga semester pertama ini sudah sekitar Rp265 miliar.

"Kami tahun ini fokus ke investasi dan pengembangan. Perseroan akan menggunakan sebagian dana itu untuk memperkuat permodalan di anak usaha yang membutuhkan, serta bisa saja untuk Joint Venture,"pungkansya. (end/as)