BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019

BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019

BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019

BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019

BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019
BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019
BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

BANK OKE CATATKAN PENINGKATAN ASET 12,56 PERSEN DI 2019

IQPlus, (08/05) - PT Bank Oke Indonesia Tbk yang sebelumnya bernama Bank Dinar (DNAR) mencatatkan peningkatan aset sepanjang 2019 sebesar 12,56 persen atau melampaui target yang ditetapkan yakni sebesar Rp4,85 triliun.

Wakil Direktur Utama Bank Oke, Hendra Lie, dalam rilisnya Jumat, menyebutkan realisasi aset hingga akhir 2019 sebesar Rp5,11 triliun meningkat 12,56 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp4,5 triliun.

"Kualitas aset Bank Oke terjaga dengan baik, hal ini tercermin dari tingkat kredit bermasalah (NPL) yang lebih rendah 2,95 persen (gross) dan 2,6 persen (net) per 31 Desember 2019," kata dia usai acara RUPST/LB di Jakarta, Jumat.

Sementara itu dana masyarakat yang berhasil dihimpun atau DPK sepanjang 2019 meningkat 21,31 persen menjadi Rp2,33 triliun. Sedangkan rasio kredit terhadap DPK (LDR) berada di level 115,57 persen, sedangkan sebelumnya di angka 114,92 persen.

Realisasi penyaluran kredit Bank Oke juga naik 12,07 persen dengan baki debet Rp3,34 triliun (yoy), sehingga pada awal 2020 Bank Oke memperkirakan penyaluran kredit dan pembiayaan ritel dapat bertumbuh.

Hendra mengatakan kendala utama yang dihadapi perseroan pada 2020 yakni terjadinya kontraksi ekonomi global. "Hal ini sangat berpengaruh pada ekonomi nasional termasuk pada Bank oke. Ditambah lagi dengan mewabahnya Virus Corona," kata dia.

Karenanya, kata dia, Bank Oke dipastikan meningkatkan risk awareness, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan untuk memitigasi risiko kredit serta memantau nasabah eksisting agar permasalahan bisa terdeteksi lebih awal.

"Risiko operasional menjadi risiko utama selain risiko penyaluran kredit Bank Oke pada 2020," urainya.(end)