BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN

BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN

BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN

BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN

BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN
BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN
BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

BOS BRI : MAU KRISIS ATAU TIDAK KREDIT UMKM FOKUS DI PANGAN

IQPlus, (16/07) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI menegaskan penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) persero difokuskan pada sektor pangan. BRI akan terus fokus pada segmen itu, baik sedang tidak terjadi krisis maupun tengah terjadi krisis seperti sekarang ini akibat covid-19.

"Sekarang ini kita concern mau krisis mau tidak, orang butuh makan. Maka kredit UMKM BRI difokuskan pada sektor pangan. Segmennya, segmen mikro," kata Direktur Utama BRI Sunarso, seperti dikutip Kamis.

Ia menjelaskan sekarang memang yang terdampak paling berat adalah UMKM. Adapun peran UMKM dalam struktur perekonomian terbilang sangat besar. Sebanyak 99 persen entitas bisnis di Indonesia itu di level mikro. Hanya 1,22 persen di level kecil, 0,09 persen yang masuk kategori menengah, dan hanya 0,01 persen yang masuk usaha besar.

"Tetapi, yang memiliki sumbangan besar adalah kelompok usaha besar. Maka, kontribusi terhadap PDB untuk UMKM itu 60,9 persen. Yang paling penting adalah 97 persen tenaga kerja terserap UMKM. Maka mari kita mengelola UMKM secara baik dan benar. Tugas negara yang utama adalah menyejahterakan rakyat, dan cara terbaik menyejahterakan rakyat adalah memberi pekerjaan, bukan memberi subsidi," ucapnya.

Lebih lanjut, Sunarso mengatakan, mayoritas jika berbicara menggerakkan ekonomi maak selalu saja membahas tentang modal yang berupa uang. Pada hal ini, Sunarso mengaku tidak terlalu setuju. Menurutnya banyak hal yang bisa dilakukan UMKM.

"Dan saya kasih alternatif. Mana yang lebih penting, mengadvokasi UMKM atau mengedukasi UMKM? Saya punya kesimpulan, bahwa sebenarnya UMKM itu lebih membutuhkan edukasi dan pendampingan, supaya mereka bisa menjadi mitra lembaga-lembaga keuangan secara fair,"tuturnya.

Terkait apa yang harus diedukasi, masih kata Sunarso, pertama, spirit entrepreneurship. Kedua, administrasi manajerial. Ketiga, bagaimana mereka mengakses pasar, informasi, dan teknologi. Hal itu yang dinilai Sunarso harus diedukasi sekaligus ia mengingatkan bahwa pihak-pihak terkait juga harus mengajarkan kepada para UMKM untuk menerapkan GCG (good corporate governance).

"Mari kita menebar optimisme, bahwa kita bisa bangkit, tetapi tetap waspada. Mari kita kembali beraktivitas ekonomi. Tetapi tetap dengan menggunakan protokol kesehatan secara disiplin," pungkasnya. (end/ba)