DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI

DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI

DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI

DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI

DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI
DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI
DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

DEMAND FLEXIBLE PACKAGING NAIK, TRIAS SENTOSA AKAN TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI

IQPlus, (6/8) - PT Trias Sentosa Tbk (industri flexible packaging) tetap optimis tahun ini kinerjanya akan tumbuh double digit meskipun market dibayangi pandemi Covid19. Sebab itu, tahun ini perseroan akan belanja modal (Capex) sekitar Rp100 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan mendatangkan mesin baru.

Sugeng Kurniawan, Direktur Utama PT Trias Sentosa Tbk menjelaskan, meskipun ada pandemi, pasar flexible packaging baik di pasar domestik maupun ekspor mengalami pertumbuhan. Karena itu, pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas produksinya kedepan.

"Tahun ini kami optimis market flexible packaging masih akan tetap tumbuh double digit seperti tahun lalu. Karena itu kapasitas produksi akan kami tambah lagi dengan mendatangkan mesin baru," kata Sugeng Kurniawan saat RUPS di kantornya, (5/8).

Dikatakan, saat ini pabrik milik emiten dengan kode TRST yang ada di Sidoarjo Jawa Timur memiliki kapasitas produksi sekitar 100 ribu ton per tahun. Tambahan mesin baru tersebut diharapkan akan memberikan tambahan kapasitas produk 25 ribu ton sehingga total mencapai 125 ribu ton per tahun.

Mesin baru yang investasinya diperkirakan mencapai USD45 juta atau sekitar Rp700-an miliar tersebut akan mulai dipakai berproduksi komersial pada akhir tahun 2022. Saat ini proses pembuatan mesin masih berjalan dan diperkirakan memakan waktu 22 bulan.

"Tambahan mesin ini selain untuk pasar ekspor juga untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Memang selama pandemic ada produk yang menurun seperti produk care (kecantikan). Namun produk makanan dan minuman justru meningkat tajam," tambah Sugeng.

Dia yakin tahun ini kondisi market flexible packaging masih akan sama dengan tahun lalu. Selain karena terhambatnya produk impor masuk ke pasar Indonesia akibat pandemi Covid 19, juga harga bahan baku turun. Tahun lalu lalu harga bahan baku sempat turun 20 persen karena penurunan harga minyak mentah dunia. Bahkan tahun lalu harga minyak mentah sempat menyentuh USD30 per barel.

Namun diakui, adanya PPKM Darurat membuat pasar domestik sempat mengalami koreksi. Sebab banyak pabrik yang mengurangi produksinya. Sehingga selama kuartal ketiga tahun ini (Q3/2021) pasar sedikit terhambat. Namun pasar akan kembali membaik pada kuartal keempat (Q4/2021).

Soal kinerja tahaun 2020, Sugeng menjelaskan, tahun lalu penjualannya cukup bagus. Hingga Desember 2020 tercatat penjualannya mencapai Rp2,9 triliun naik 16,6 persen dari tahun 2019 yang mencapai Rp2,5 triliun. Laba bruto perseroan juga naik signifikan dari Rp207,6 miliar menjadi Rp346,9 miliar.

Kenaikan tersebut selain dipicu berkurangnya produk impor masuk Indonesia sehingga dimanfaatkan perseroan memacu penjualanya, juga disebabkan merosotnya harga bahan baku. Hal memacu perseroan untuk meningkatkan volume produksinya.

"Tahun lalu kapasitas produksi kami sudah full, mencapai diatas 90 persen. Kami juga membagi deviden tunai sebesar Rp10 per lembar saham. Jumlah itu 2 kali lebih besar dari deviden tunai tahun 2019," kata Sugeng Kurniawan. (end/ahd)