HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG

HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG

HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG

HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG

HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG
HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG
HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

HARGA CPO DALAM TREN NAIK, SSMS OPTIMIS KINERJA TETAP CEMERLANG

IQPlus, (5/10) - Menyikapi perkembangan industri kelapa sawit tanah air, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) memperediksi pergerakan harga crude palm oil (CPO) saat ini masih dalam tren naik dan diperkirakan masih akan berlanjut di jangka panjang.

"Walaupun minyak kelapa sawit asal Indonesia terus digoyang kampanye antisawit di tengah pandemi Covid-19, tetapi harga CPO diperkirakan masih bisa meningkat."tutur Corporate Secretary SSMS, Swasti Kartikaningtyas, dalam keterangan tertulisnya, yang diterima IQPlus, di Jakarta, Senin (5/10).

Menurut Swasti, fokus industri kelapa sawit masih mengacu pada perkembangan dan penanganan pandemi Covid-19. Semenjak Pemerintah menetapkan pandemi, SSMS berupaya agar Covid-19 tidak memasuki wilayah operasionalnya, pemantauan dan penjagaan semakin diperketat, dengan sigap SSMS mengeluarkan Protokol Penanganan dan Penanggulangan Virus Corona (Covid-19).

Dalam protokol tersebut SSMS mengajak seluruh karyawan dan masyarakat yang terlibat dalam perkebunan proaktif melakukan upaya pencegahan penularan melaui isolasi mandiri, menghindari interaksi dengan keramaian/kerumunan dan upaya pencegahan lainnya seperti penggunaan masker dan wajib cuci tangan.

"Dengan adanya protokol melawan covid-19 diharapkan menjadi panduan dalam upaya memutus sebaran covid-19 di perkebunan kelapa sawit SSMS."ungkap Swasti.

Dalam hal kegiatan operasional saat pandemi, menurut Swasti, SSMS berusaha untuk terus memacu produksi dan berusaha agar tidak terganggu, produksi CPO SSMS sampai pada bulan Agustus 2020 telah menghasilkan 271,004 ton, memiliki oil extraction rate (OER) di 23,3%, dengan total penjualan mencapai Rp2.0 triliun.

Pada produksi Palm Kernel, SSMS menghasilkan 54,521 ton dan produksi Palm Kernel Oil (PKO) sebanyak 14,819 ton, dengan penjualan mencapai Rp15,816 miliar dan Rp16,500 miliar.

"Kenaikan harga CPO yang sempat menembus level RM 2.845per ton diyakini masih akan berlanjut, membuat SSMS optimis untuk terus meningkatkan kinerja penjualan dan produksi hingga akhir tahun 2020."tegasnya.

Saat ini SSMS sedang memperkuat strategi hilirisasi bisnis, berfokus mengoptimal-kan kapasitas pabrik penyulingan yang saat ini tingkat utilisasinya baru mencapai 70%. Kapasitas terpasang pabrik mencapai 2.500 ton/hari sedangkan yang telah terpakai sebesar 1.750 ton/hari.

"Bisnis hilir SSMS mulai beroperasi di kuartal III/2018, SSMS berusaha mengejar utilisasi sehingga mencapai 100%, hal ini guna menambah produk hilir sebagai upaya diversifikasi produk kelapa sawit,"jelasnya.

Di sepanjang pertengahan tahun (Juni 2020), SSMS berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp101 miliar naik 758% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. Salah satu penunjangnya adalah kenaikan harga CPO dan Penjualan perseroan yang meningkat 18%, sebesar Rp1,7 triliun.

Direktur Utama SSMS Vallauthan Subraminam menjelaskan, kenaikan laba dikarenakan kinerja penjualan dan harga CPO yang meningkat pada awal tahun, meskipun harga sempat menurun karena faktor pandemi Covid-19 yang menyebabkan lockdown dibeberapa negara dan Indonesia sehingga konsumsi masyarakat menurun.

"Kami meyakini bahwa prospek harga CPO pada sisa tahun 2020 akan lebih baik lagi seperti pada awal tahun."pungkasnya.

Sementara itu, pada liabilitas jangka pendek tercatat Rp1,05 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp6,51 triliun, sehingga total liabilitas mencapai Rp7,57 triliun, naik 5% dari posisi Rp7,21 triliun tahun 2019.

Pada jumlah ekuitas sebesar Rp3,88 triliun menurun dari sebelumnya tahun 2019 Rp4,02 triliun. Adapun total aset mencapai Rp11,45 triliun dengan aset lancar Rp2,93 triliun dan aset tidak lancar Rp8,51 triliun. Serta pada kas dan setara kas Perseroan memiliki Rp1,99 triliun. (end/as)