KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI

KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI

KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI

KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI

KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI
KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI
KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

KINERJA SIDO MUNCUL TETAP SOLID DITENGAH PANDEMI

IQPlus, (27/8) - Ditengah Pandemi Covid-19, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk masih optimis kinerja hingga akhir tahun ini masih akan mencatat pertumbuhan. Hampir seluruh produk terutama segmen Food and Beverages akan menjadi penopang tumbuhnya kinerja Perusahaan pada tahun yang penuh tantangan.

"Kami tidak pungkiri Pandemi Covid-19 ini memang berdampak pada bisnis SIDO, namun tidak signifikan. Kami masih optimis laba tahun ini naik sekitar 10% year on year (yoy), didukung oleh pendapatan yang diperkirakan meningkkat single digit tahun unu,"kata Direktur Keuangan SIDO Leonard, dalam acara Public Expose Virtual, yang digagas Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/8).

Produk Sido Muncul dibagi dalam tiga segmen. Yang pertama adalah Herbal and Supplement di antaranya terdiri dari produk Tolak Angin, jamu-jamuan dan Suplemen. Yang kedua adalah Food and Beverages yang merupakan produk minuman dan confectionaries di antaranya Permen, Kuku Bima Ener-G!, Kopi Jahe, Susu Jahe, Jahe Wangi, Kunyit Asam, Alangsari dan lain-lainnya. Segmen yang ketiga adalah Pharmaceutical, yakni produk obat-obatan yang diproduksi oleh PT Berlico Mulia Farma.

Leonard mengungkapkan, pasar domestik masih akan menjadi andalan Perusahaan tahun ini, mengingat penjualan keluar negeri masih belum kondusif lantaran beberapa negara tujuan ekspor SIDO masih menerapkan "lock Down" karena Pandemi Covid-19. Akan tetapi, ada beberapa negara yang dinilai perusahaan masih memiliki peluang untuk dijadikan tujuan ekspor.

"Penjualan di domestik masih cukup kuat, beberapa produk SIDO yang banyak diminati semisal Kopi Jahe, Susu Jahe, Jahe Wangi, Tolak Angin itu pasarnya sudah pasti. Dan kami berharp hingga akhir tahun tetap bagus,"ungkapnya.

"Diterapkannya lock down di beberapa negara memang berpengaruh besar pada ekspor SIDO. Untuk pertama kalinya di masa Pandemi, kami kemarinnya sudah melakukan ekspor Tolak Angin ke Arab Saudi, sebelumnya kami juga sudah merencanakan untuk ekspor ke Filipina dan Nigeria cuma masih ada kendala. Nah, kalau Malaysia, kami melihat recovery nya cepat, kelihatannya sudah membaik sekarang, artinya ada potensi disana. Dalam ekspor , kami berfokus pada produk-produk yang sudah cukup dikenal di negara tujuan ekspor."tegasnya.

Sebagai informasi, SIDO berhasil membukukan pertumbuhan penjualan pada periode enam bulan atau semester I 2020. Penjualan SIDO naik sebesar 3,5 persem menjadi Rp1,46 triliun, dibanding Rp1,41 triliun pada periode yang sama di tahun 2019. Pasalnya, kinerja penjualan segmen Herbal and Supplement mengalami penurunan penjualan sebesar 2,1 persen. Namun segmen Food and Beverages mengalami pertumbuhan sebesar 16,3 persen, dan segmen Pharmaceutical juga bertumbuh sebesar 6,0 persen. Sementara dari sisi laba bersih, Sido Muncul tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,6 persen, menjadi Rp413,8 miliar dari Rp374,1miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Adapun capital expenditure (capex) atau belanja modal, lanjut Leonard, selama enam bulan di 2020 Sido Muncul telah menggunakan sebesar Rp20,8 miliar. Total anggaran belanja modal Sido Muncul tahun ini adalah sekitar Rp135 miliar. (end/as)