LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020

LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020

LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020

LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020

LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020
LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020
LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

LABA BERSIH ADARO ENERGY TERGERUS DI 2020

IQPlus, (5/3) - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba bersih sebesar USD146,92 juta pada akhir tahun 2020. Angka ini turun sekitar 63,86 persen jika dibandingkan dengan laba bersih sebesar USD404,19 juta pada 2019.

Alahasil, laba per saham diatribusikan kepada pemilik induk turun menjadi USD0,00459 dari akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar USD0,01264 per saham.

Sementara di sepanjang 2020, pendapatan usaha ADRO tercatat sebesar USD2, 535 miliar pada tahun 2020, atau turun 27 persen dari tahun 2019. Hal itu disebabkan penurunan 18 persen pada harga jual rata-rata (ASP) dan penurunan 9 persen pada volume penjualan. Kemudian, perseroan mencatatkan penurunan 6 persen pada volume produksi menjadi sebesar 54,53 juta ton, atau sedikit lebih tinggi daripada panduan tahun 2020 yang telah direvisi menjadi 52-54 juta ton.

Adapun kondisi makro dan industri yang sulit akibat pandemi COVID-19, memberikan tekanan yang besar terhadap permintaan batu bara dan harga batu bara global pada tahun 2020.

Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir mengatakan, hasil kinerja itu merefleksikan daya tahan model bisnis yang terintegrasi, berkat fokus pada efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh lini bisnis.

"Walaupun harus menghadapi banyak tantangan, dari pandemi global sampai cuaca yang tidak mendukung, kami mampu memenuhi panduan produksi batu bara dan EBITDA operasional yang telah direvisi. Walaupun kami memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi global akan membawa dampak positif terhadap industri, kami akan tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian yang ada. Kami tetap berfokus untuk meningkatkan keunggulan operasional, pengendalian biaya, dan efisiensi, serta melanjutkan eksekusi terhadap strategi demi kelangsungan bisnis,"papar Garibaldi dalam siaran pers, Kamis (4/3/2021).

Sebagai catatan, beban pokok pendapatan pada tahun 2020 tercatat turun 21 persen secara tahunan menjadi USD1,958 miliar. Musababnya, penurunan nisbah kupas maupun harga bahan bakar. Nisbah kupas tahun ini mencapai 3,84x, di bawah panduan yang ditetapkan sebesar 4,3x, karena kondisi cuaca yang tidak mendukung di hampir sepanjang 2020.(end)