MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN

MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN

MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN

MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN

MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN
MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN
MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

MADUSARI MURNI ALOKASIKAN 26,8% LABA UNTUK DIVIDEN

` IQPlus, (12/08) - PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI/MOLINDO) berencana membagikan dividen sebesar Rp5,75 per saham kepada pemegang sahamnya. Demikian disampaikan Direktur Utama MOLI, Adikin Basirun, dalam Public Expose, di Jakarta, Rabu (12/8).

Menurut Adikin Basirun, pembagian dividen ini salah satu wujud apresiasi perusahaan ke pemegang saham setia MOLI. Adapun besaran dividen yang dibagikan kali ini setara 26,8% dari laba bersih Perseroan di sepanjang tahun 2019 yang sebesar Rp50,14 miliar.

"Sesuai peraturan OJK, Dividen akan dibayarkan paling lambat 30 hari setelah diumumkannya ringkasan risalah RUPS, atau kira-kira sebelum tanggal 11 September 2020,"ujarnya.

Lebih dalam Adikin Basirun mengaku bahwa Perseroan telah menyelesaikan proyek Vinasse Boiler yang telah beroperasi secara komersial di bulan Juli 2020. Vinasse Boiler merupakan teknologi boiler dengan bahan bakar vinasse pertama di Indonesia. Vinasse merupakan bagian dari pengolahan tetes tebu menjadi etanol.

"Vinasse Boiler akan menggantikan boiler berbahan bakar batubara yang pada akhirnya akan membantu mengurangi emisi karbon, ini menunjukkan komitmen MOLI menuju bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan."ucapnya.

Untuk mendukung bisnis MOLI di tahun 2020, MOLI menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (CAPEX) sekitar Rp138 miliar. "Dana ini terutama untuk pembangunan unit distilasi kedua, tambahan unit evaporator dan tangki tetes tebu, serta infrastruktur pendukung lainnya."katanya.

Ia mengaku, tantangan terbesar pada semester kedua tahun 2020 adalah meningkatnya harga tetes tebu, yang merupakan bahan baku utama etanol. Kenaikan harga etanol akan berdampak terhadap produk yang menggunakan etanol sebagai bahan baku, yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya beli konsumen. Etanol digunakan dalam produksi disinfektan, hand sanitizer, obat-obatan, alat kesehatan, produk perawatan pribadi, kosmetik, minuman dan produk lainnya. (end/as)