MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL

MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL

MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL

MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL

MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL
MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL
MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

MENTERI BUMN ERICK THOHIR RESMIKAN SUBHOLDING SARANA INFRASTRUKTUR KRAKATAU STEEL

IQPlus, (14/7) - Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan Subholding Sarana Infrastruktur yang merupakan perusahaan hasil integrasi dari beberapa anak perusahaan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Perusahaan baru itu bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan. Adapun anak perusahaan yang bergabung adalah PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).

"Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan. Subholding ini harus dapat memanfaatkan peluang dari derasnya arus masuk investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,"ujar Menteri BUMN.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir melihat operasional pabrik Hot Strip Mill #2 Krakatau Steel dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.

Sementara itu, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, Subholding Sarana Infrastruktur memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Penggabungan empat perusahaan tersebut memiliki pendapatan Rp 3,4 triliun dan nilai EBITDA sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2020 dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia.

"Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun di lima tahun mendatang. Sementara untuk EBITDA diproyeksikan meningkat mencapai Rp 2,2 triliun di tahun 2025," jelasnya. (end/as)