MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN

MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN

MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN

MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN

MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN
MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN
MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

MOBIL BEKAS MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR DI PEMBIAYAAN BFIN

IQPlus, (26/7) - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/BFIN) menyampaikan bahwa nilai pembiayaan baru di semester I-2021, alami kenaikan sebesar 48,7% menjadi Rp6,1 triliun dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Dalam keterangan tertulisnya, Manajemen BFIN menjelaskan bahwa kontrak baru di periode Januari hingga Juni 2021, masih didominasi oleh pembiayaan mobil bekas sebesar 71,2% atau menyumbang Rp4,34 triliun. Portofolio pembiayaan terbesar kedua adalah motor bekas sebesar 14,3% dan pembiayaan alat berat & permesinan sebesar 10,7%. Sisanya sebesar 3,8% adalah komposisi pembiayaan mobil baru, property backed financing (PBF), dan syariah.

"Dengan tren peningkatan pembiayaan baru yang berdampak positif terhadap profit Perusahaan, nilai receivables yang kami kelola akan turut dan terus kami sasar ke arah perbaikan dan peningkatan. Sejalan dengan itu, kami juga tetap berupaya mengelola risiko secara cermat dan menjaga rasio pembiayaan bermasalah seminim mungkin,"tutur Sudjono, Finance Director BFI Finance.

Sebagai informasi, BFIN mencetak laba bersih Rp487,42 miliar pada enam bulan pertama 2021, atau melonjak 46,8% year-on-year (yoy) dan 12,4% quarter-on quarter (qoq). Kenaikan laba ini seiring dengan meningkatnya nilai pembiayaan baru sebesar 48,7% menjadi Rp6,1 triliun dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Non-performing financing (NPF) turun 158 basis points YoY dan 11 basis points QoQ menjadi 2,15% per Juni 2021. Rasio ini lebih rendah dari rata-rata industri yang dilaporkan mencapai 4,05% di bulan Mei 2021.

Catatan yang baik ini juga turut diiringi dengan keberhasilan Perusahaan mengelola nilai outstanding restrukturisasi pembiayaan dari nilai tertinggi dari Rp5,3 triliun menjadi Rp2,7 triliun. (end/as)