PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN

PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN

PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN

PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN

PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN
PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN
PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

PANDEMI, TAHUN DEPAN SUPARMA PATOK PERTUMBUHAN PENJUALAN 23 PERSEN

IQPlus, (11/12) - PT Suparma Tbk optimis tahun depan kinerjanya akan meningkat sekitar 23 persen meskipun kondisi pasar masih dibayangi pandemi Covid 19. Hal ini menyusul mulai membaiknya ekonomi tahun 2021 setelah masuknya vaksin Covid 19 ke Indonesia. Menurut Hendro Luhur, direktur PT Suparma Tbk, tahun depan pasar kertas diperkirakan akan mengalami perbaikan dibanding tahun ini. Karena ekonomi nasional akan mulai membaik setelah masuknya vaksin Covid 19 ke Indonesia.

Hal ini akan berimbas positif terhadap kinerja perseroan. Sebab konsumsi kertas yang tahun ini mengalami tekanan hebat karena Covid 19, akan kembali membaik baik dari pasar retail maupun corporate.

"Tahun depan kami yakin ekonomi akan tumbuh positif. Inflasi juga terkendali dengan baik.Sebab itu, tahun depan kami targetkan penjualan akan naik 18 persen dengan nilai Rp 2,6 triliun," kata Hendro Luhur saat public expose secara online.

Untuk itu, pihaknya juga akan menambah kapasitas produksi lewat pengoperasian mesin produksinya yang baru, PM 10. Mesin baru yang menelan dana investasi USD 32.1 juta diperkirakan akan datang pada April 2021 dan mulai beroperasi komersial Oktober 2021.

"Dengan beroperasinya PM 10 tahun depan ada tambahan kapasitas produksi 38.000 MT untuk memenuhi peningkatan demand kertas tahun depan," ujarnya.

Terkait kinerja tahun ini, Hendro mengaku cukup berat. Sehingga penjualan perseroan hingga triwulan ketiga 2020 mengalami penurunan 18 persen dari tahun lalu periiode yang sama dengan nilai Rp 1,5 triliun.

Penurunan tersebut disebabkan merosotnya konsumsi kertas tahun ini akibat pandemi Covid19 baik konsumsi oleh masyarakat (ritel) maupun konsumsi oleh corporate. Hingga September 2020, konsumsi kertas perseroan mengalami penurunan 17.3 persen.

"Tapi kami tetap optimis target penjualan tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun akan tercapai. Hingga November lalu penjualan kami sudah mencapai Rp 1.9 triliun," kata Hendro Luhur. (end/ahd)