PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL

PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL

PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL

PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL

PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL
PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL
PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

PENINGKATAN KEBUTUHAN DIGITALISASI DI MASA PANDEMI MENOPANG BISNIS MTDL

IQPlus, (9/4) - Selama masa pandemi di tahun 2020, bisnis PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL.), emiten Teknologi Informasi dan Komunikasi (.TIK.) di bidang solusi digital serta distribusi hardware dan software, turut ditopang oleh tren peningkatan kebutuhan digitalisasi di seluruh Indonesia.

Pandemi Covid-19 telah menjadi momentum percepatan pengembangan digitalisasi dan TIK di Indonesia. Pandemi menggeser pola kebiasaan konsumen dan pelaku bisnis. Pola hidup baru atau new normal yang menekankan berbagai kegiatan dilakukan dari rumah baik untuk bekerja, sekolah, dan lainnya membuat ketergantungan terhadap aspek TIK semakin tinggi. Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan, selama pandemi, trafik internet bahkan meningkat 15-20 persen.

Susanto Djaja selaku Presiden Direktur MTDL mengungkapkan, "Adanya pandemi Covid-19 memang membuat kebutuhan digitalisasi meningkat secara lebih cepat. Hal ini dibuktikan oleh beberapa produk dan layanan MTDL yang mengalami peningkatan permintaan. Bahkan salah satu jenis produk yang didistribusikan MTDL seperti notebook sampai mengalami kelangkaan dari sisi pasokan pabrik global. Jadi, permintaan produk TIK meningkat namun tidak dibarengi dengan ketersediaan produk, khususnya untuk notebook".

Dari sisi pelaku usaha sendiri, selain kebutuhan akan peralatan dan layanan TIK yang terus meningkat, tren digitalisasi juga meningkatkan permintaan untuk berbagai layanan antara lain: Cloud Services, Big Data & Analytics, Security,Hybrid IT Infrastructure, Business Application, Digital Business Platform,Consulting & Advisory Services, Managed Services. Hal ini merupakan hal yang wajar karena optimalisasi TIK atau digitalisasi memampukan bisnis bisa bertahan di tengah pandemi, bahkan mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang setelah pandemi.

Dari sisi kinerja keuangan, Randy Kartadinata, Direktur Keuangan MTDL menjelaskan, "Berdasarkan laporan keuangan audit per 31 Desember 2020, MTDL berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp14,0 triliun. Meskipun agak terkoreksi sebesar 7,0% dibanding tahun 2019, namun dari sisi laba bersih, MTDL berhasil meraih Rp364,9 miliar, meningkat 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya, dari sisi Net Margin pada tahun 2020 terjadi perbaikan dibanding tahun 2019, atau naik dari 2,4% menjadi 2,6%.

Perbaikan Net Margin ini terutama disebabkan karena meningkatnya kontribusi penjualan di unit bisnis Solusi dan Konsultasi yang menghasilkan margin laba kotor yang lebih baik. Porsi kontribusi pendapatan unit bisnis Solusi dan Konsultasi meningkat dari 22% di tahun 2019 menjadi 25% di tahun 2020 dibandingkan dengan kontribusi pendapatan dari unit bisnis Distribusi.

Selain itu, adanya kelangkaan produk TI,khususnya komputer notebook, juga telah mendorong terjadinya kenaikan harga di pasar sehingga Perseroan menikmati margin laba yang lebih baik di unit bisnis Distribusi.

Adapun strategi MTDL dalam mengatasi kelangkaan produk hardware, khususnya notebook ialah dengan memberikan alternatif berbagai produk subtitusi, seperti chromebook, smartphone, dan lainnya. Dengan diversifikasi produk-produk dan layanan MTDL yang lebih dari 100 brand dan seiring dengan proses pemulihan produksi notebook secara bertahap di tingkat pabrikan global, Perseroan optimis penjualan MTDL akan bisa lebih baik di tahun 2021 ini.

Di sisi lain, MTDL menunjukkan posisi kas yang sangat sehat dan mencapai Rp1,8 triliun pada tahun 2020 atau meningkat 144% YoY. Selain itu, pinjaman bank MTDL juga mengalami penurunan 92% YoY menjadi Rp15,9 miliar.

Randy menambahkan, "Dengan posisi kas saat ini, MTDL mampu memanfaatkan kas yang diterima untuk mendanai modal kerja, belanja modal, dan juga melihat peluang untuk melakukan investasi baru (unorganic growth) guna mendukung pertumbuhan bisnis MTDL selanjutnya".

"Ke depan, seiring dengan telah dijalankannya vaksinasi oleh Pemerintah yang bersiap untuk menyambut dimulainya pemulihan ekonomi, serta didukung agenda prioritas percepatan Transformasi Digital Nasional periode 2020-2024, MTDL optimis dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik di mana diharapkan penjualan dapat bertumbuh 8% dan laba bersih bertumbuh 10% pada tahun 2021 di tengah peningkatan kebutuhan digitalisasi," tutup Susanto.(end)