PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19

PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19

PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19

PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19

PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19
PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19
PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

PGN TETAP LANJUTKAN PEMBANGUNAN JARGAS DI MASA PANDEMI COVID-19

IQPlus, (08/05) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tetap melanjutkan pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas bumi seperti jaringan gas (jargas) melalui penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kendati ada pandemi COVID-19.

"Pembangunan jargas rumah tangga pemerintah tetap berjalan dengan standar ketat untuk mencapai jadwal yang ditargetkan," kataSekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam keterangannya di Bandarlampung, Kamis.

Ia menyebutkan, progress pembangunan jargas pemerintah dengan dana APBN sampai April 2020 mencapai 19.099 pelanggan.

Menurut dia, hingga bulan April, progres jargas sudah dibangun di 9 kota/ kabupaten yaitu Aceh Utara, Dumai, Kabupaten Banggai, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Proboliinggo, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, dan Kota Mojokerto.

"Progress pembangunan jargas APBN bulan April dalam situasi darurat COVID-19 telah mencapai sekitar 39 persen. Tahun 2020 Kementerian ESDM menugaskan PGN menyelesaikan pembangunan 266 ribu jargas rumah tangga," ujar Rachmat.

Mengingat proyek ini di dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19, pembangunan jargas baik di 9tempat umum maupun di rumah pelanggan mengikuti standar protokol kesehatan penanganan COVID-19 yang sudah ditetapkan.

"Perkembangan proyek pembangunan jargas yang dikerjakan PGN saat ini masih berjalan sesuai target. Meskipun terdapat beberapa kendala sebagai dampak COVID-19 antara lain tersendatnya mobilisasi pekerja proyek, material proyek, kesulitan dalam perolehan suku cadang peralatan gas karena berasal dari negara terdampak COVID-19, serta terdapat kenaikan kurs dolar AS yang cukup signifikan," ungkap Rachmat(end)