PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR

PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR

PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR

PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR

PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR
PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR
PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

PRESIDEN RESMIKAN KOLAM REGULASI KARYA ADHI DI MAKASSAR

IQPlus, (19/03) - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah meresmikan Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Peresmian juga dihadiri oleh Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, Direktur Jendral Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Wiyoko, serta Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson dan Direktur Operasi I ADHI A. Suko Widigdo.

Seperti diketahui, Makassar merupakan kota yang hanya berjarak 1 meter dari permukaan laut, sehingga diperlukan kolam regulasi untuk penampungan air berlebih. Kolam Regulasi Nipa-Nipa merupakan kolam untuk tampungan luapan air dari sungai dan laut.

Kolam ini terletak di Kabupaten Gowa, Maros dan Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Proyek pekerjaan ini dimiliki oleh Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan total nilai proyek sebesar Rp321,8 miliar. Proyek ini dikerjakan sejak 2015 hingga 2019 lalu, dengan masa perawatan satu tahun.

Bangunan ini terdiri atas, kolam regulasi, bangunan pelimpah (spillway), stasiun pompa, sluiceway, tanggul keliling, jembatan syphon, hingga area taman untuk rekreasi. Kolam ini memiliki luas sebesar 84 hektar, dengan kapasitas maksimal mencapai 3,58 juta meter kubik. Daya tampung normal air di dalamnya sebesar 2,74 meter kubik. Direncanakan, kolam ini mampu menjadi tempat penyimpanan air sementara waktu selama terjadi puncak banjir melalui kolam regulasi. Setelah itu, bangunan pelimpah mengalirkannya kembali ke hilir Sungai Tallo melalui stasiun pompa.

Keberadaan kolam regulasi ini begitu dibutuhkan mengingat debit air pada saat musim penghujan yang begitu tinggi di kota Makassar dan sekitarnya. Selain posisi kota Makassar yang berada di bawah permukaan laut, tetapi juga adanya dampak dari hasil luapan dari Sungai Tallo. Kolam ini dirancang untuk mampu mereduksi debit banjir Sungai Tallo menjadi 153 meter kubik per detik.

Jumlah ini 32% lebih rendah dari debit banjir semula yang mencapai 482 meter kubik per detik. Selain itu, kolam ini juga direncanakan mampu mengurangi luas genangan banjir di Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan sekitarnya hingga 45%, dari 1.955 hektar menjadi 1.075 hektar.

Selain sebagai pengatur volume air, dengan kawasan yang apik dan ruang terbuka hijau yang luas, diharapkan kolam regulasi ini juga mampu dinikmati para warga Makassar dan sekitarnya sebagai suatu destinasi wisata yang baru. (end)