PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III

PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III

PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III

PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III

PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III
PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III
PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

PURADELTA CATATKAN PENDAPATAN USAHA Rp655 MILIAR DI KUARTAL III

IQPlus, (27/10/) - PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), pengembang kawasan industri terpadu modern Kota Deltamas, mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp655 miliar dan laba bersih sebesar Rp302 miliar di periode sembilan bulan pertama tahun 2020.

Namun capaian pendapatan usaha dan laba bersih ini lebih rendah dibandingkan pendapatan usaha dan laba bersih pada periode sembilan bulan pertama di tahun sebelumnya yaitu masing-masing sebesar Rp1,27 triliun dan Rp759 miliar.

Tondy Suwanto, Direktur Perseroan dalam keterangannya, Selasa mengatakan, segmen industri masih menyumbang kontribusi terbesar terhadap pendapatan usaha, yakni sebesar Rp538 miliar atau sekitar 82,1%, kemudian disusul segmen komersial sebesar Rp65 miliar atau 9,9%, dan segmen hunian sebesar Rp36 miliar atau 5,5%. Adapun segmen hotel dan rental masing-masing menyumbang Rp9,8 miliar dan Rp6,6 miliar.

Segmen industri sendiri menurut Tondy masih menjadi tulang punggung usaha Perseroan, dimana pendapatan usaha segmen industri diperoleh dari penjualan lahan industri di kawasan industri GIIC (Greenland International Industrial Center) di Kota Deltamas, yang menawarkan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap dan komprehensif, serta menjadi incaran investasi pelanggan-pelanggan industri berskala global dalam satu dekade terakhir.

Tondy menjelaskan bahwa lebih rendahnya pencatatan pendapatan di periode sembilan bulan pertama tahun 2020 disebabkan karena tingginya pencatatan pendapatan di periode yang sama di tahun sebelumnya, serta masih adanya backlog penjualan yang cukup besar yang belum dicatatkan sebagai pendapatan diperiode sembilan bulan pertama tahun ini.

"Ditahun 2019, terdapat pencatatan pendapatan atas penjualan lahan komersial yang menyebabkan tingginya pendapatan usaha pada periode tersebut," jelas Tondy Suwanto.

Kemudian lanjutnya, di sisa kuartal empat sendiri masih terdapat sejumlah backlog penjualan yang cukup besar yang diharapkan akan dapat dibukukan sebagai pendapatan usaha.

Perseroan sendiri pada periode sembilan bulan pertama tahun 2020 telah meraih marketing sales sebesar Rp1,38 triliun, dimana sebagian besar dari marketing sales tersebut belum dibukukan pada pendapatan usaha diperiode sembilan bulan pertama tahun 2020 dan menjadi backlog penjualan.

"Backlog penjualan tersebut akan diakui sebagai pendapatan usaha setelah Perseroan melakukan serah-terima lahan dengan pelanggan, dan sebagian besar lahan dari backlog penjualan tersebut direncanakan untuk diserahterimakan pada kuartal terakhir di tahun ini, sehingga diharapkan dapat diakui menjadi pendapatan usaha Perseroan di tahun 2020," tambahnya.

Sementara itu, dari sisi fundamental, jumlah aset Perseroan per 30 September 2020 tercatat Rp6,98 triliun, lebih rendah 8,4% dibandingkan dengan aset Perseroan per 31 Desember 2019 sebesar Rp7,62 triliun.

Tondy Suwanto menjelaskan bahwa penurunan aset dibandingkan posisi asset di akhir tahun 2019 terutama disebabkan atas pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp1,01 triliun pada tanggal 12 Mei 2020 yang berdampak pada menurunnya posisi kas dan setara kas.

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa Perseroan tidak memiliki utang saat ini. Dengan posisi kas bersih yang sehat, Perseroan terus melakukan pengembangan Kota Deltamas untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern yang terdepan di timur Jakarta. (end)