SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA

SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA

SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA

SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA

SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA
SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA
SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

SEGMEN INDUSTRI MASIH JADI PENYUMBANG TERBESAR PADA PENDAPATAN USAHA PURADELTA

IQPlus, (29/7) - Pengembang kawasan industri terpadu modern Kota Deltamas, PT Puradelta Lestari Tbk dan anak Perusahaan (DMAS) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp580 miliar di semester pertama tahun 2021. Pendapatan usaha ini lebih tinggi 129,5% dibandingkan pendapatan usaha Perseroan di semester pertama tahun 2020 sebesar Rp253 miliar.

Tondy Suwanto, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk, menjelaskan bahwa segmen industri masih menyumbang kontribusi terbesar. "Pendapatan usaha dari segmen industri di semester pertama tahun 2021 adalah sebesar Rp436 miliar atau sekitar 75,3% dari pendapatan usaha. Sementara segmen hunian menyumbang sebesar Rp101 miliar atau 17,4% dari pendapatan usaha. Adapun kontribusi dari pendapatan usaha segmen komersial, hotel, dan rental terhadap pendapatan usaha secara keseluruhan masing-masing adalah 5,7%, 1,0%, dan 0,7%. ,"ujar Tondy Suwanto.

Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp335 miliar, lebih tinggi dibandingkan laba kotor pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp169 miliar. Adapun Perseroan membukukan marjin laba kotor sebesar 57,7%. Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp255 miliar, lebih tinggi dibandingkan laba usaha pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp72 miliar. Perseroan membukukan marjin laba usaha sebesar 44,0%, lebih tinggi dibandingkan marjin laba usaha pada semester pertama tahun 2020 sebesar 28,3%. Meningkatnya marjin laba usaha ini terutama disebabkan menurunnya biaya umum dan administrasi pada paruh pertama tahun 2021 ini dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 38,7%.

Perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain (bersih) sebesar Rp41 miliar dengan kontribusi terbesar dari keuntungan kegiatan pengelolaan dan lain-lain (bersih) sebesar Rp46 miliar. Perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp296 miliar, meningkat dibandingkan laba sebelum pajak di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp85 miliar.

Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp289 miliar, atau tumbuh sebesar 265,6% dibandingkan laba bersih di semester pertama tahun 2020 sebesar Rp79 miliar. Adapun marjin laba bersih tercatat sebesar 49,8%, lebih tinggi dibandingkan dengan marjin laba bersih di periode yang sama tahun 2020 sebesar 31,3%.

Dari sisi fundamental, jumlah aset Perseroan per 30 Juni 2021 tercatat Rp6,48 triliun, lebih rendah 4,1% dibandingkan dengan aset Perseroan per 31 Desember 2020 sebesar Rp6,75 triliun. Penurunan jumlah aset terutama disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas. Posisi kas dan setara kas Perseroan per 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp1,10 triliun, lebih rendah 20,1% dibandingkan posisi kas pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp1,38 triliun.

Tondy Suwanto menjelaskan bahwa penurunan kas dan setara kas disebabkan oleh pembagian dividen tunai. "Perseroan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp313 miliar pada bulan Juni 2021," ujar Tondy Suwanto.

Adapun, jumlah liabilitas Perseroan per 30 Juni 2021 tercatat Rp1,00 triliun, sekitar 18,0% lebih rendah dibandingkan jumlah liabilitas Perseroan per 31 Desember 2020 yang sebesar Rp1,22 triliun. Penurunan liabilitas terutama disebabkan oleh menurunnya liabilitas kontrak, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sebesar Rp151 miliar atau sekitar 15,6%. Jumlah ekuitas (bersih) sendiri per 30 Juni 2021 menurun sekitar 1,0% menjadi Rp5,47 triliun dibandingkan jumlah ekuitas (bersih) per 31 Desember 2020 sebesar Rp5,53 trillion.

Perseroan tidak memiliki utang. Dengan posisi kas bersih yang sehat, Perseroan terus berupaya untuk melakukan pengembangan Kota Deltamas untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, hunian, dan komersial. (end)