SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19

SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19

SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19

SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19

SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19
SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19
SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

SIG DORONG UMKM BINAAN BERADAPTASI SAAT PANDEMI COVID-19

IQPlus, (26/06) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mendorong UMKM mitra binaanya untuk beradaptasi di tengah pandemi COVID-19, salah satunya meminta produksi UMKM jahit pakaian membuat masker di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

General Manager of CSR SIG, Edy Saraya di Surabaya, Kamis mengatakan SIG berharap dengan adaptasi terhadap perubahan khususnya di masa pandemi COIVID-19, dapat menambah pendapatan.

"UMKM jahit yang sebelumnya memproduksi pakaian jadi, kami dorong membuat masker, ini dapat menambah penghasilan mereka dengan produksi masker sesuai dengan banyaknya permintaan di masyarakat, sekaligus berperan dalam penanganan penyebaran COVID-19," kata Edy, dalam keterangan tertulisnya.

UMKM mitra binaan SIG yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) klaster jahit itu di antaranya adalah Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Jama.ah Tahlil Nurul Huda Desa Tegalrejo, Juwiri Mandiri Desa Tuwiri Wetan, IPPNU Desa Margorejo, Bank Sampah Kencana Madya Desa Temandang, dan Cendrawasih Desa Kapu.

Anggota OMS Cendrawasih Desa Kapu, Wiwik mengatakan, pandemi yang terjadi saat ini memang sangat berdampak pada usahanya.

"Sebelum terjadi pandemi COVID-19 kami dapat memproduksi 115 gamis dalam sebulan, namun akibat COVID-19 permintaan menurun, kami hanya memproduksi 45 gamis saja," katanya.

Oleh karena itu, dengan adanya dorongan dari SIG, usahanya tertolong, sebab adanya pesanan masker dari beberapa instansi, baik perusahaan maupun pemerintah.

"Kami dapat kembali bekerja dengan melibatkan penjahit sekitar yang telah lama menganggur. Hingga saat ini kami telah memproduksi 22.000 masker," katanya. (end)