SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021

SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021

SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021

SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021

SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021
SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021
SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

SMR UTAMA ANGGARKAN CAPEX Rp210 MILIAR PADA 2021

IQPlus, (2/9) - PT SMR UTAMA Tbk (SMRU) terus berupaya memperbaiki kinerja keuangan di tahun 2021, agar lebih baik dari tahun.tahun sebelumnya. Hal yang akan dilakukan Manajemen SMRU diantaranya melakukan cost efficient terutama biaya perbaikan dan pemeliharaan alat berat serta biaya tenaga kerja.

"Perseroan juga akan melakukan excellent operation guna menguragi biaya yang terjadi terkait dengan kecelakaan kerja,"tutur Manajemen SMRU, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/9).

Untuk mendukung hal tersebut, SMRU menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp210 miliar. Sampai dengan semester I 2021, dana tersebut sudah terealisasi sekitar 26%.

"Menurut estimasi entitas anak Perseroan, kemungkinan capex yang dapat di realisasi hingga akhir tahun 2021 kurang lebih sekitar 50% dari anggaran tahun 2021,"tulisnya.

Sebagai informasi bahwa pada tahun 2020, Perseroan melalui entitas anak nya sedang mengembangkan site Sambarata sehingga memerlukan biaya cukup besar karena entitas anak Perseroan harus menyiapkan infrastruktur guna menunjang pekerjaan. Sedangkan dari sisi Produksi, awal produksi di site Sambarata tidak bisa langsung besar karena site Sambarata tergolong virgin.

Selain itu, di tahun 2020 juga entitas anak Perseroan dihadapkan penutupan site Binungan dimana berdasarkan pengalaman tahun.tahun sebelumnya ketika terjadi pembukaan dan penutupan site maka biaya/ cost entitas anak cendrung meningkat atau lebih tinggi. Dengan penutupan site Binungan di tahun 2020 maka entitas anak Perseroan melakukan pembayaran pesangon/ uang pisah kepada pekerjanya yang tidak dapat diserap oleh site lain yang dikejrakan oleh entitas anak Perseroan sehingga menyebabkan biaya terkait dengan pekerja di tahun 2020 lebih tinggi jika di bandingkan tahun 2019 walaupun pada tahun 2019 terjadi hal yang sama yakni penutupan site Lati. Adapaun perbedaannya adalah sebahagian besar pekerja yang bekerja di site Lati dapat melanjutkan pekerjaannya dengan di mutasi ke site Sambarata sehingga biaya pesangon/ uang pisah di tahun 2019 tidak sebesar di tahun 2020.

"Pada tahun 2021, Perseroan dan entitas anak mengharapkan kondisi lebih baik jika di bandingkan tahun 2020 mengingat China dan beberapa negara telah berhasil dalam mengatasi pandemi covid.19 sehingga kegiatan ekonomi seperti produksi, penjualan dan pembelian Kembali berjalan. Dampaknya dapat dilihat dari peningkatan harga batubara pada kuartal ke.4 tahun 2020 yang cukup signifikan dna terus berlanjut di tahun 2021 ini,"paparnya. (end)