TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T

TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T

TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T

TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T

TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T
TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T
TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

TAHAN LABA Rp74 M, INTILAND KEJAR TARGET PENJUALAN Rp2 T

IQPlus,(23/6) - PT Intiland Development Tbk (DILD) akan terus melakukan langkah strategis untuk meningkatkan kinerjanya tahun ini. Meskipun market properti masih dibayangi pandemi Covid 19 dan penuh tantangan, namun Perseroan optimis mampu mencapai penjualan Rp2 triliun tahun ini.

Menurut Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk, pihaknya mengalokasikan laba bersih tahun 2020 sebesar Rp74,8 miliar sebagai laba ditahan dan sisanya Rp2 miliar sebagai cadangan wajib.

"Kami menyampaikan apresiasi kepada para pemegang saham yang telah menyetujui seluruh agenda RUPS dan rencana-rencana stategis yang akan kami jalankan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tahun ini," kata Archied usai RUPS dan Public Expose secara virtual (22/6).

Dikatakan, tahun ini pasar property masih menghadapi tantangan. Sebab ekonomi mengalami kontraksi akibat pandemic Covid 19. Sehingga dampaknya pasar property juga terkena imbasnya.

Namun begitu, pihaknya tetap optimis akan mampu mencapai target penjualan tahun ini sebesar Rp2 triliun. Sebab, sejak awal tahun tren market property mengalami pertumbuhan. Hal ini terlihat dari penjualan pada kuartal pertama 2021 (Q1) Rp310 miliar, naik 166 persen dari Q1 tahun lalu.

Sementara dari recurring income mencapai Rp176 miliar yang berasal dari sewa perkantoran, lapangan golf dan sarana olahraga. Penjualan dari perumahan memberikan kontribusi terbesar senilai Rp222 miliar atau 71,5 persen.

"Sisanya berasal dari penjualan kawasan industri dengan kontribusi sebesar 19,2 persen dan mixed-use hanya 9,4 persen," imbuh Archied.

Oleh sebab itu, pihaknya optimis target sales tahun ini sebesar Rp2 triliun akan tercapai dengan baik. Hingga pertengahan Juni 2021, penjualan yang telah dibukukan mencapai Rp 947 miliar atau hampir 50 persen dari target tahun ini.

Prospek bisnis ke depan sangat menantang akibat melemahnya perekonomian. Perseroan akan mengambil langka prioritas untuk menjaga operasional, menciptakan stabilitas keuangan dan mendorong penjualan.

.Kami akan fokus menjalankan empat strategi utama yakni pertumbuhan secara organik, peluang akuisisi, menjalankan kerjasama strategis melalui joint venture atau joint operation, serta pengelolaan modal dan investasi," ujarnya.

Menurutnya, saat ini merupakan momentum terbaik untuk membeli properti. Selain harganya belum naik, juga banyak stimulus dari pemerintah seperti free PPN. Developer dan perbankan juga memberikan kemudahan berupa hadiah, diskon dan KPR dengan bunga murah.

Masyarakat yang sebelumnya bersikap menunggu, mulai banyak yang mencari property yang sesuai dengan kebutuhan. Yang paling banyak dicari hunian rumah tapak (landed house). Sementara pasar high rise belum banyak demandnya.

"Stimjulus free PPN berdampak signifikan. Pasar mulai bergerak lagi. Namun yang paling banyak di cari masih landed house. Kami berharap pasar high rise juga ikut bergerak," katanya.

Sebab itu, pihaknya cenderung bersikap konservatif dalam pengembangan proyek baru, khususnya proyek mixed-use & high rise. Namun perseroan tetap akan berekspansi dengan memperhitungkan secara matang risiko dan daya serap pasar.

Tahun ini pihaknya sukses meluncurkan beberapa produk dan cluster baru seperti klaster DUO di perumahan Talaga Bestari, klaster Sierra di proyek Serenia Hills, dan tiga klaster baru di perumahan Graha Natura Surabaya.

Perseroan saat ini memiliki 18 proyek yang ada di Jakarta, Tangerang dan Surabaya. Stok unit siap huni di sejumlah proyek high rise, seperti apartemen 1Park Avenue, Regatta, Graha Golf, Praxis, The Rosebay, Sumatra36 dan Aeropolis.

"Permintaan pasar dan daya beli masih ada. Kami harus jeli menangkap kebutuhan dan mampu memberikan produk yang inovatif. Pengembangan kami lakukan untuk proyek yang sudah berjalan dan inventori (stok)," kata Archied Noto Pradono. (end/ahd)