WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO

WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO

WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO

WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO

WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO
WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO
WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO
You are using an outdated browser. For a faster, safer browsing experience, upgrade for free today.

WASKITA KARYA DITUNJUK JADI KONTRAKTOR PEMBANGUNAN MASJID RAYA SHEIKH ZAYED SOLO

IQPlus, (22/6) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) pada bulan April lalu telah menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Masjid yang akan menjadi replika dari Sheikh Zayed Mosque di Abu Dhabi ini dikerjakan Waskita selama 15 bulan dan akan selesai pada akhir bulan Agustus 2022. Untuk lebih mengetahui detil bangunan Masjid Sheikh Zayed tersebut, President Director PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono terbang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada awal Juni lalu.

Kunjungan ke Abu Dhabi ini merupakan undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Abu Dhabi, UEA. Dalam kunjungannya ke Abu Dhabi, Destiawan yang didampingi oleh Vice President Building Division PT Waskita Karya (Persero) Tbk Mas.udi Jauhari dan Project Manager Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Adriansyah Perdana. Kunjungan ini juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Tiba di Abu Dhabi, Kami tes PCR dulu. Sambil menunggu, Kami ke hotel. Siang waktu setempat, hasil keluar dan hasilnya negative. Kemudian Kami langsung tancap gas, bertemu dengan Duta Besar Bapak Fahmy Husin Bagis di KBRI kemudian baru keesokkan harinya Kami berkunjung ke Sheikh Zayed Grand Mosque," kata Destiawan Soewardjono.

"Sungguh ada kemegahan terasa begitu Kami menginjakkan kaki di masjid tersebut. Sheikh Zayed Grand Mosque ini didominasi warna putih, baik fasad, kubah sampai menaranya, putih semua. Ornamennya sungguh menakjubkan sekali," lanjut Destiawan.

Destiawan menjelaskan bahwa ide pembangunan Sheikh Zayed Grand Mosque ini berasal dari pendiri UEA Sheikh Zayed Al Nahyan. Ketika itu, Sheikh Zayed memimpikan membuat rakyat UEA dari sebuah negara berkembang, tradisional, menjadi sebuah negara maju, modern. Setelah Sheikh Zayed wafat pada tahun 2004, proses pembangunan masjid dilanjutkan oleh putranya.

"Penyelesaian proyek pembangunan masjid ini seperti yang Saya ketahui berada di bawah perintah langsung dari Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan yang merupakan Presiden Uni Emirat Arab dan di bawah pengawasan saudaranya Jenderal Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan sekaligus putra mahkota Abu Dhabi yang menjabat sebagai wakil Panglima Angkatan Bersenjata UEA," terang Destiawan.

Masjid Sheikh Zayed sendiri diinspirasi oleh pengaruh arsitektural Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Mooris (Maroko). Dibangun dengan 82 kubah bergaya Maroko dan semuanya dihias dengan batu pualam putih. Lengkap dengan pelataran tengahnya sebagaimana di Masjid Badshahi di Kota Lahore, Pakistan yang bergaya MughaL.

"Kubah utama masjid ini berdiameter 32.8 meter dan setinggi 55 meter dari dalam atau sekitar 85 meter dari luar. Merujuk kepada Turkey Research Centre for Islamic History and Culture kubah ini merupakan kubah terbesar yang pernah dibuat dalam jenis yang sama. Secara keseluruhan arsitektural Masjid Agung Sheikh Zayed dapat disebut sebagai fusi dari arsitektural Mughal, Moorish dan Arab,. bebernya.

Ukuran masjid seluas 22.412 m2 itu setara dengan lima lapangan sepak bola dan dapat menampung 40.960 jemaah sekaligus terdiri dari 7.126 di ruang utama, 1.960 di ruang sholat terbuka, 980 di ruang sholat wanita, 22.729 di area Sahan (Courtyard / pelataran tengah), 682 di selasar ruang utama dan 784 di selasar pintu masuk utama.

"Pembangunan Sheikh Zayed Grand Mosque ini menonjolkan keindahan yang begitu terlihat jelas pada interior masjid. Lampu gantung utamanya, untuk rangkanya saja dibuat di Jerman, ada kristalnya dan dibuat di Austria, dengan bola kristal warna-warni dari Italia. Dinding mihrab dengan tempat imam berwarna emas terdapat Asmaul Husna (99 nama Allah) berupa dinding inlay marmer yang diterangi oleh special lighting," ungkap Destiawan.(end)